SIKAP BERBAHASA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SD NEGERI 1 GANJARAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

Pembelajaran agama islam di masa pandemi Covid-19 membuat anak
berkebutuhan khusus acuh tak acuh sehingga memerlukan pelayanan khusus
ketika berkomunikasi dengan lawan bicaranya. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis sikap berbahasa anak berkebutuhan khusus menggunakan lima
hukum komunikasi yaitu sikap menghargai (respect), kemampuan menempatkan
diri dengan situasi dan kondisi orang lain (empathy), dapat didengar dan
dimengerti (audible),kemampuan menggunakan giliran berbicara (clarity) dan
rendah hati (humble). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode kualitatif yang bersifat analisis deskriptif, yaitu penelitian
memahami kondisi suatu konteks dengan mengarahkan secara rinci dan
mendalam yang dialami tentang apa yang sebenarnya terjadi di lapangan. Data
diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Semua data yang
diperoleh kemudian dianalisis dengan tahapan reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil analisis dinyatakan bahwa, anak
berkebutuhan khusus memiliki sikap memuliakan orang lain ketika berpendapat,
anak berkebutuhan khusus sudah menggunakan kualitas suara dan bahasa tubuh,
anak berkebutuhan khusus mampu menggunakan giliran bicaranya dan anak
berkebutuhan khusus sudah menggunakan tutur bahasa yang sopan dan santun
ketika berkomunikasi dengan lawan bicarany