PENGARUH TEKNIK DISTRAKSI BERCERITA TERHADAP NYERI PEMASANGAN INFUS PADA ANAK USIA SEKOLAH 6-12 TAHUN DI KLINIK CIKO KOTA METRO

Di Indonesia setiap tahunnya 32,6% anak melakukan rawat inap dan
dilakukan pemasangan infus. 72% anak yang di infus mengatakan takut, menangis
kuat dan nyeri saat pemasangan infus. Salah satu tehnik yang dapat digunakan
untuk pengalihan perhatian adalah dengan teknis distraksi bercerita. Penggunaan
distraksi bercerita dapat meningkatkan imajinasi pendengar (pasien) dan
diharapkan pasien dapat menurunan nyeri yang dialami. Tujuan penelitian ini
mengetahui pengaruh teknik distrasi bercerita terhadap nyeri pemasangan infus
pada anak usia sekolah 6-12 tahun.
Jenis penelitian yang diguanakan adalah kuantitatif dengan design
penelitian pre ekperimen dan pendekatan one grub pre test and post test Objek
pada penelitian ini adalah teknik distrasi bercerita dan nyeri pemasangan infus.
Populasi dalam penelitian ini 20 responden dengan teknik sampel accidental
sampling. Instrumen yang digunakan adalah buku cerita anak-anak berjudul
beruang madu (pengarang, Nabila Anwar) dan kuesioner Numeric Rating Scale
dengan cara ukur SOP tehnik distraksi dan menggisi kueioner. Sedangkan analisa
data menggunakan uji marginal homogeneity.
Hasil penelitian menunjukan sebelum teknik distraksi bercerita sebanyak 9
(45%) dengan nyeri 7-10, sebanyak 10 (50%) dengan nyeri 4-6 dan sebanyak 1
(5%) dengan nyeri 1-3. Kemudian setelah teknik distraksi bercerita sebanyak 2
(10%) dengan nyeri 7-10, sebanyak 35 (65%) dengan nyeri 4-6 dan sebanyak 5
(25%) dengan nyeri 1-3. Hasil penelitian didapatkan rata-rata nyeri sebelum
distraksi bercerita 6 dan menurun menjadi 4 setelah dilakukan distraksi bercerita.
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi inovasi atau masukan kepada klinik
dalam menurunkan nyeri saat pemasangan infus pada anak dengan teknik distraksi
bercerita